Sabtu, 20 Agustus 2011

Brazil Juara Piala Dunia U-20

Setelah melalui laga yang melelahkan, Brazil akhirnya menjadi juara Piala Dunia U-20 setelah mengalahkan Portugal di partai final yang digelar di Stadion Nemesio Camacho, Bogota, Kolombia, Minggu, 21 Agustus 2011.

Brazil menang dengan skor 3-2. Kemenangan 3-2 diperoleh lewat perpanjangan waktu setelah dalam waktu normal berjalan imbang 2-2.

Saat laga baru berjalan empat menit, Brazil sudah unggul lewat gol JĂșnior Oscar Dos Santos Emboaba. Gol Oscar dicetak dari luar kotak penalti lewat tendangan kerasnya.

Namun, keunggulan Brazil tidak berlangsung lama. Portugal mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1 lewat gol Alex pada menit ke-8.

Pada babak kedua, secara mengejutkan Portugal mampu unggul di menit 58 lewat gol Nelson Castro Oliveira. Tendangan keras Oliveira tidak mampu dijangkau oleh kiper Brazil, Gabriel Vasconelos Ferreira.

Kebobolan lagi, Brazil tidak tinggal diam. Brazil langsung meningkatkan serangan. Akhirnya, pada menit ke-77 Oscar kembali merobek gawang Portugal yang dijaga Mika. Skor 2-2 bertahan hingga waktu normal.

Di masa perpanjangan waktu, Brazil akhirnya memastikan kemenangan setelah pada menit ke-111 Oscar kembali menunjukkan tajinya dengan kembali mencetak gol ketiganya dalam laga ini. Lagi-lagi tendangan kerasnya tidak mampu ditepis oleh Mika.

Dengan kemenangan ini, Brasil kembali menambah koleksi trofi Piala Dunia U-20. Brazil tercatat telah menjadi juara Piala Dunia U-20 sebanyak lima kali yaitu tahun 1983, 1985, 1993, 2003, dan 2011.

Laga Timnas U-23 Vs Persebaya, Tribute to Rusdy Bahalwan

Persebaya akhirnya menemukan momen pas untuk menggelar pertandingan Tribute to Rusdy Bahalwan yang wafat awal Agustus lalu. Rencananya, Persebaya akan mendompleng uji coba lawan Timnas Indonesia U-23, Rabu (24/8/2011) sebagai momen pas mengenang Rusdy.

Saat Rusdy wafat lalu, pihak Persebaya sudah berencana mengadakan pertandingan mengenang almarhum Rusdy. Saat itu rencananya akan dipertemukan Tim Persebaya 1997 dan Persebaya 1987 yang dibawa Rusdy juara Liga Indonesia.

Namun rencana itu akhirnya berubah. Pihak Persebaya memilih mendompleng agenda Timnas sebelumnya yang sudah menjadwalkan untuk beruji coba dengan Persebaya, Rabu mendatang. Selain menjadi pemanasan untuk kedua tim, laga ini juga dikemas untuk mengenang Rusdy.

Menyongsong pertandingan ini, Ketua panpel Persebaya, Sutrisno, Sabtu (20/8/2011) petang mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan 23 ribu tiket. Tiket tersebut dijual dengan harga normal, yakni Rp 100 ribu untuk VIP, Rp 50 ribu untuk utama dan Rp 20 ribu untuk ekonomi.

"Sebagian hasil penjualan tiket akan kita sumbangkan untuk keluarga almarhum Rusdy Bahalwan," terang Sutrisno.

Pertandingan rencananya akan dimulai pukul 20.00 WIB. Sehari sebelum lawan Persebaya, Timnas asuhan Rahmad Darmawan ini dijadwalkan menghadapi Bali Devata.

PERSEBAYA 1927

18 JUNI 2011 Persebaya genap berusia 84 tahun. Artinya 84 tahun silam pada 18 Juni 1927 Persebaya didirikan. Dari googling di internet hanya disebutkan bahwa Persebaya didirikan Paijo dan M Pamoedji dengan nama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB). Tidak ada penjelasan atau cerita siapa Paijo dan siapa M Pamoedji. Benarkah mereka pendiri Persebaya? Apalagi teman-teman Bonek punya inisiatif untuk tidak melupakan sejarah. Momen ulang tahun Persebaya minimal bisa dilakukan dengan cara ziarah ke makam pendiri Persebaya tersebut. Saya tergelitik untuk mencari tahu pendiri Persebaya tersebut.

Tapi benarkah Paijo dan M Pamoedji pendiri Persebaya? Saya makin penasaran dengan kisah berdirinya SIVB, cikal bakal Persebaya. Memang disebutkan bahwa SIVB didirikan untuk 'menandingi' perkumpulan sepakbola milik orang-orang Belanda, Soerabhaiasche Voetbal Bond (SVB). Tapi siapa saja tokoh-tokoh dibalik SIVB?

Di Persebaya ada nama Pak Soepangat. Beliau dikenal bak 'kamus berjalan' kalau ditanya soal Persebaya. Kemampuannya tentang seluk beluk Persebaya sungguh luar biasa. Announcer di setiap pertandingan home Persebaya ini bisa bercerita dengan detil sejarah Persebaya. Kisah-kisah para pemainnya dan juga prestasi yang diraih Persebaya.

Saya menemui Pak Pangat dan minta cerita tentang SIVB, Paijo dan M Pamoedji. Berikut menyampaikan niat teman-teman Bonek untuk ziarah ke makam pendiri Persebaya pada 18 Juni mendatang. Tapi Pak Pangat ternyata tidak banyak tahu tentang SIVB. Makam almarhum Paijo dan M Pamoedji juga tidak diketahui. Bahkan Pak Pangat bilang bahwa kedua tokoh tersebut BUKAN pendiri SIVB tetapi hanyalah pengurus SIVB. Nah!!!

Dari penelusuran di internet saya sama sekali tidak menemukan data lengkap tentang SIVB. Sebenarnya cara paling mudah adalah mendatangi kantor Arsip Nasional di Jakarta dan mencari lembaran negara terkait pendirian SIVB. Pasti ketemu! Saya mencari dengan cara gampang saja. Tidak perlu ke Jakarta dan minim biaya. Surfing internet.

Saya akhirnya menemukan nama Jemmy Husny Mubarak. Namanya muncul karena pria asal Lamongan ini pernah membuat skripsi tentang Persebaya. Husny yang sekarang menjadi guru di SMP Muhammadiyah 4 Surabaya itu membuat skripsi berjudul "Perkembangan SIVB Menuju Klub Persebaya Tahun 1927-1978". Saat itu dia tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Airlangga.

Skripsinya dibuat tahun 2007 lalu dan mendapatkan nilai sempurna, A. Saya browsing di facebook dan akhirnya bisa berteman dengan Husny. Menyapa melalui inbox dan minta cerita siapa pendiri Persebaya. Husny menyarankan saya untuk membaca sendiri skripsinya. Apa yang dia tulis sesuai dengan data / fakta yang dia peroleh.

Saya makin penasaran dengan jawaban tidak jelas tersebut. Hehehehe. Maka sehari berikutnya, Selasa (14/6) saya datang ke perpustakaan Program Ilmu Budaya Unair. Ketemu skripsi milik Husny tersebut. Sayang skripsinya tak bisa dibawa keluar atau difotocopy. Hanya boleh dicatat. Cilaka! Saya juga tidak bawa kertas catatan dan alat tulis. Maka fasilitas notes di HP saya manfaatkan untuk membuat resume skripsi Husny.

Ternyata SIVB dibentuk secara bersama-sama oleh tokoh-tokoh sepakbola pribumi yang memiliki klub-klub bola. Pengurus awal SIVB adalah Pamudji, R Sanoesi, Sidik, Askaboel, Radjiman Nasoetion. Sedangkan klub yang kali pertama berkumpul membentuk SIVB adalah klub Selo, Rego, RKS, Olivio, Tjahaja Laoet dan PS Hizboel Whatan. Dalam skripsi tidak ada penjelasan siapa saja pengurus awal SIVB tersebut. Siapa menjabat sebagai apa juga tidak ada datanya. Apakah mereka masing-masing pemilik klub awal pendiri SIVB atau bagaimana juga tidak ada ceritanya.

Bahkan nama Paijo juga tidak muncul!!!

Dari skripsi Husny saya menyimpulkan bahwa SIVB yang sekarang menjadi Persebaya adalah didirikan oleh KLUB-KLUB BOLA NON BELANDA. SIVB bukan didirikan orang per orang. Kehadiran tokoh-tokoh bola waktu itu seperti Pamudji, R Sanoesi, Sidik, Askaboel dan Radjiman Nasoetion adalah mewakili klubnya masing-masing.

Mereka menjadi pengurus SIVB karena posisinya sebagai pengurus / pemilik KLUB-KLUB BOLA NON BELANDA tersebut. Pada masa penjajahan Jepang, klub anggota SIVB bertambah, yaitu Maroeto, Tjahaja Moeda, Thiong Hoa, Alvaos, Jong Ambon (SVJA) dan klub Indo Belanda.

Sebelum PSSI didirikan pada 19 April 1930, pada 1-2 Oktober 1927 di Solo bertempat di gedung Studie Club telah berlangsung pertemuan bersejarah. Empat persatuan sepakbola yaitu SIVB (tidak diketahui siapa pengurus yang datang mewakili SIVB), Vorsterlansche Voetbal Bond (Persis Solo), Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (Persib Bandung) dan PS Hizboel Wathan (Jogja) bersepakat untuk membentuk dan mendirikan Indonesische Voetbal Bond (IVB). Inilah persatuan sepakbola cikal bakal PSSI. IVB menggunakan lambang gulo klopo alias warna merah dan putih sebagai dasar lambang mereka, dan ditengah-tengahnya ada tulisan IVB.

Kesimpulan saya pendiri Persebaya adalah warga bola Surabaya yang kala itu bersepakat dan bermufakat mendirikan perkumpulan sepakbola nasionalis guna melawan dominasi perkumpulan bola milik orang Belanda.